SlideShow

0

Seputar jantung

Jantung terletak di dalam rongga mediastinum,yaitu diantara kedua pari-paru dan agak condong ke sisi kiri (pada orang dewasa).bagian dasar terbentang setinggi intercosta ke 2±3 cm dari sternum dan bagian puncak(apex)berada setinggi 5-6 kiri,panjang ±12 cm,lebar± 9 cm,berat jantung sekitar 250-300 gram yang di bungkus oleh selaput tipis elastis di sebur pericardium.Perikardium terdiri dari 2 lapisan sebelah dalam disebut perikardium visceral yang mempunyai hubungan langsung dengan permukaan jantung ,dan lapisan luar di sebut varietal yang bagian depan menempel pada diafragma.berikut gambar Anatomi jantung:

Diantara dua lapisan perikardium terdapat sedikit cairan yang berfungsi sebagai lubrikasi yaitu mengurangi gerakan gesekan –gesekan yang menyebabkan gerakan memompa dari jantung itu sendiri.Jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu epikardium,miokardium dan endo kardium.
0

Seputar Handphone

Handphone adalah alat komunikasi yang sering kita dengar dan ga asing di telinga masyarakat, salah satu kegunaan handphone banyak sekali selain sebagai alat komunikasi, handphone juga bisa dijadikan sebagai alat bisnis, komponen atau perangkat yang terdapat di dalam handphone diantara terbagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Hadwer
2. Sofware
3. Application

lihat video :
0

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT TANGGAL DIRAWAT 7 September 2009
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Nn. N (P) Tanggal Pengkajian :
Umur : 35 tahun RM No. :
Informan :
II. ALASAN MASUK DAN FAKTOR PENCETUS
Alasan:
Klien sering menyendiri, seperti orang bingung, bicara ngaco, suka menyobek-nyobek pakaiannya, tidak mau makan dan tidak tidur, sehingga keluarga khawatir dan membawanya ke rumah sakit.
Faktor pencetus:
Tiga bulan yang lalu klien menggugurkan kandungannyakarena pacarnya tidak mau bertanggung jawab dan pergi meninggalkan begitu saja.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Aniaya fisik : -
Aniaya seksual : -
Penolakan : -
Kekerasan dalam keluarga : -
Tindakan criminal : -
Jelaskan No. 1, 2, 3: Tidak ada data
Masalah Keperawatan: Regimen terapeutik tidak efektif
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : -
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :
Tiga bulan yang lalu klien menggugurkan kandungannyakarena pacarnya tidak mau bertanggung jawab dan pergi meninggalkan begitu saja.
Masalah keperawatan :
IV. FISIK
1. Tanda vital : TD: - N: - S: - R: -
2. Ukur : TB: - BB: -
3. Keluhan fisik : Ya
Jelaskan : kuku kotor, rambut lengket dan bau.
Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri: personal hygiene
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram : -
Jelaskan : Tidak ada data
Masalah keperawatan : -
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : -
b. Identitas : -
c. Peran : -
d. Ideal diri : -
e. Harga diri : -
Masalah keperawatan : -
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : -
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : -
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : -
Masalah keperawatan : -

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : -
b. Kegiatan ibadah : -
Masalah keperawatan : -
VI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
2. Pembicaraan : cepat dan keras
Jelaskan:
selama di RS klien berteriak-teriak, suara keras saat bicara dengan perawat, cerewet, suka berdebat, dan meremehkan.
Masalah keperawatan : Risiko perilaku kekerasan
3. Aktivitas motorik : tegang dan gelisah
Jelaskan : Tangan klien sering mengepal dan mata melotot
Masalah keperawatan : Risiko perilaku kekerasan
4. Alam perasaan
Jelaskan :
klien merasa jengkel kalau ada keinginannya yang tidak dipenuhi, setiap jengkel ia ingin memukul
Masalah keperawatan : Risiko perilaku kekerasan
5. Afek
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
6. Interaksi selama wawancara : bermusuhan, kontak mata (-), dan tidak kooperatif

Jelaskan :
Setiap dihampiri perawat laki-laki, klien menjadi marah-marah tanpa sebab dan mengamuk
Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan
7. Persepsi : pendengaran
Jelaskan :
Klien mengatakan saat sendirian ia mendengar suara-suara yang tidak dikenalnya suara itu jelas dan mempertanyakan kenapa engkau jadi seorang pembunuh
Masalah keperawatan : Gangguan sensori persepsi: halusinasi dengar
8. Proses pikir
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
9. Isi pikir
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
10. Tingkat kesadaran
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
11. Memori
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
13. Kemampuan penilaian
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
14. Daya tilik diri
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
2. BAB/BAK
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
3. Mandi
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
4. Berpakaian/berhias
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
5. Istirahat dan tidur
Jelaskan : klien tidak tidur
Masalah keperawatan : Gangguan pola tidur
6. Penggunaan obat
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
7. Pemeliharaan kesehatan
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
8. Kegiatan di dalam rumah
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
9. Kegiatan di luar rumah
Jelaskan : tidak ada data
Masalah keperawatan : -
VIII. MEKANISME KOPING
Masalah keperawatan : tidak ada data
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah keperawatan : tidak ada data
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Masalah keperawatan : tidak ada data
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skizofrenia Paranoid
Terapi Medik : Haloperidol 3x2 mg, Trihexyphenidil 3x2 mg, dan CPZ 1x100 mg





B. TAHAP DIAGNOSA
1. Analisa Data
No. Data Masalah
1. Subjektif:
• Klien mengatakan akan menyerang orang lain
• Klien merasa jengkel kalau ada keinginannya yang tidak dipenuhi, setiap jengkel ia ingin memukul

Objektif:
• Berperilaku mengancam
• Suara keras saat bicara dengan perawat
• Selama di rumah sakit klien berteriak-teriak
• Meremehkan
• Berdebat
• Cerewet
• Kasar
• Tangan mengepal
• Mata melotot Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

2. Subjektif:
• Klien mengatakan akan menyerang orang lain
• Klien merasa jengkel kalau ada keinginannya yang tidak dipenuhi, setiap jengkel ia ingin memukul
• Klien mengatakan saat sendirian ia mendengar suara-suara yang tidak dikenalnya suara itu jelas dan mempertanyakan kenapa engkau jadi seorang pembunuh dank lien merasa kesal

Objektif:
• Setiap dihampiri perawat laki-laki, klien menjadi marah-marah tanpa sebab dan mengamuk
Perilaku Kekerasan
3. Subjektif:
• Klien mengatakan saat sendirian ia mendengar suara-suara yang tidak dikenalnya suara itu jelas dan mempertanyakan kenapa engkau jadi seorang pembunuh dank lien merasa kesal

Objektif:
Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran
4
Subjektif:

Objektif:
• Kuku kotor
• Rambut lengket dan bau Defisit Perawatan Diri: Personal Hygiene







2. Daftar Masalah Keperawatan
a. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan
c. Gangguan persepsi sensori: Halusinasi pendengaran
d. Defisit perawatan diri: Personal Hygiene

3. Daftar Diagnosis Keperawatan
a. Risiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan b.d Perilaku Kekerasan
b. Perilaku Kekerasan b.d. halusinasi pendengaran
c. Defisit perawatan diri b.d. ketidakmauan perawatan diri







0

Laporan Skizofrenia Paranoid

Add caption
Laporan Skizofrenia Paranoid
Untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan jiwa





Di Susun Oleh:
Ahmad kurniawan



AKADEMI KEPERAWATAN AISYIYAH
BANDUNG





Lembar Persetujuan


Nama Institusi :Akademi Keperawatan ‘Aisyiyah Bandung
Hri/tanggal :13 November 2010
Jenis karya :Critikal thinking skizofrenia paranoid


Menyetujui bahwa:
Program Pembelajaran Critical Thinking ini digunakan sebagai panduan proses pembelajaran untuk memecahkan suatu kasus berhubungan dengan Keperawatan Medikal Bedah untuk mahasiswa tingkat II semester 3 tahun ajaran 2010-2011.



Dosen Pembimbing
Ibu Nani








Daftar isi


Lembar persetujuan
Daftar isi
Kata pengantar
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian Skizofrenia
2.2 Pengertian skizofrenia paranoid
2.3 Pengertian perilaku kekerasan
2.4 Pengertian Halusinasi
2.5 Program Perencanaan pulang
2.6 terapi
2.7 SAK
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA






KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji dan sanjungan hanya berhak kita panjatkan kehadirat Allah Swt, tuhan maha penyayang diantara para penyayang dan maha kuasa yang telah menciptakan kita dengan segala kesempurnaan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Critical Thinking,Bahwa dengan adanya makalah ini, menjadikan pembelajaran secara mandiri dan bisa mencapai kompetensi dengan baik.
Makalah ini ditujukan untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan kami di masa yang akan datang.



Bandung,13 November 2010

Penulis





BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Di dalam otak terdapat miliaran sambungan sel.Setiap sambungan sel menjadi tempat untuk meneruskan maupun menerima pesan dari sambungan selo yang lain.sambungan sel tersebut melepaskan zat kimia yang di sebut neurotransmitter yang membawa pesan dari ujung sambungan sel yang satu ke ujung sambungan sel yang lain.Di dalam otak yang terserang skizofrenia,terdapat kesalahan atau kerusakan pada sistem komunikasi tersebut.
Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik dengan gangguan dasar pada kepribadian distorsi khas proses pikir,kadand-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya,waham yang kadang-kadang aneh,gangguan persepsi,afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya dan autisme.Meskipun demikian,kesadaran yang jernih dan kapasitas intelektual biasanya tidak terganggu.
1.2 Rumusan Masalah

1. Definisi
2. Etiologi
3. Patomekanisme Tanda dan Gejala
4. Penatalaksanaan Medis

1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui Definisi skizofrenia paranoid
2. Untuk Mengetahui Etiologi skizofrenia paranoid
3. Untuk Mengetahui Patomekanisme Tanda dan Gejala skizofrenia paranoid
4. Untuk Mengetahui Penatalaksanaan Medis skizofrenia paranoid







BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Skizofrenzia
Skizofrenia adalah suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik,pemikiran konkret,dan kesulitan dalam memproses informasi,hubungan interpersonal,serta memecahkan masalah.(Gail W.Stuart,240)
Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan prilaku aneh / terganggu.(sheila,348)
Skizofrenia adalah penyakit neurologis yang memengaruhi persepsi klien,cara berpikir,bahasa,emosi dan perilaku sosialnya(Iyus,211)
Jadi skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak yang dapat menyebabkan timbulnya pikiran,emosi,bahasa,pemikiran konkret yang terganggu.

Patomekanisme
Adanya gangguan pada sistem neuro-transmitter, reseptor neuron, dan interaksi zat neuro-kimia seperti dopamin dan serotonin yang mempengaruhi alam pikir, alam perasaan, perilaku. Skizofrenia menyebabkan ketidakseimbangan kadar neurotransmitter dopamin di otak. Penelitian yang diadakan pada penderita skizofrenia menunjukan bahwa kadar dopamin ternyata berlebihan di daerah mesolimbik yang mengatur emosi yang menyebabkan peningkatan kadar dopamine sehingga timbulnya gejala-gejala positif skizofrenia, yaitu kumpulan gejala yang berlebihan dibandingkan orang normal seperti waham dan halusinasi.
Saat ini dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan penelitian mengenai otak dan struktur-strukturnya, diketahui bahwa selain dopamin, beberapa neurotransmiter lain ikut berperanan dalam gejala-gejala yang muncul pad skizofrenia, di antaranya serotonin, norepinephrine, dan GABA.(Iyus,76)
Tife-tife Skizofrenia
1. Tipe Paranoid,gejala yang paling muncul waham kejar,bermusuhan,curiga,cemburu.tanda yang lainnya yaitu:
a. Preokupusi dengan satu/lebih waham atau halusinasi dengar yang menonjol
b. Tidak ada gejala berikut ini yang menonjol:bicara terdisorganisasi,perilaku katatonik,afek yang datar atau tidak sesuai.
1. skizofrenia hebefrenik
Gejala yang menonjol sifatnya kekanak-kanakan tanda yang lainnya pembicaraan kacau, perilaku kacau, dan afek yang mendatar atau menumpul.
2. skizofrenia katatonik, ditandai dengan sekurangnya dua gejala berikut :
a. ketiadaan gerak, pergerakan berlebihan tanpa tujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimulus eksternal
b. sikap melawan berlebihan untuk bergerak ketika diberikan perintah atau postur kaku yang dipertahankan dan tidak bisa digerakan oleh orang lain, postur tubuh yang dipertahankan aneh, ekolalia atau ekopraksia.
3. skizofrenia tak terinci, yaitu Skizofrenia yang memenuhi kriteria diagnostik skizofrenia namun tidak memenuhi kriteria diagnostik subtipe paranoid, hebefrenik, ataupun katatonik.
4. skizofrenia residual,ditandai dengan
a. hilangnya waham
b. halusinasi
c. pembicaraan kacau
d. perilaku kacau atau katatonik yang menonjol. Namun ditemukan bahwa gangguan tetap berlangsung yang diindikasikan dengan munculnya gejala negatif.(kapita selekta jilid 1)

2.2 Pengertian skizofrenia paranoid
Gejala dominan berupa waham atau delusi dan halusinasi pendengaran. Waham biasanya berjenis waham kejar (misalnya yakin bahwa orang –orang di sekitarnya mau menjahati dirinya) .Halusinasi berupa suara orang yang menyuruh-nyuruh, berkomentar, atau bercakap-cakap sendiri.

Tanda dan gejala skizofrenia Paranoid
Ditandai dengan waham kejar(rasa menjadi korban atau dimata-matai) atau waham kebesaran, halusinasi, dan kadang-kadang keagamaan yang berlebihan (fokus waham agama), atau prilaku agresif dan bermusuhan (sheila,349)
Gejala primer :Gangguan proses pikiran Gangguan afek dan emosi Gangguan kemauan Gejala pisikimotor(gejala katatonik atau gangguan perbuatan).Gejala sekunder yaitu waham dan halisinasi(Maramis,219)

Etiologi
1) Faktor predisposisi
1. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif,ini di tunjukkan dengan:
a. Penelitian pencitraan otak sudah mulai menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam perkembangan skizofrenia,lesi pada area frontal,temporal,dan limbik yang berhubungan dengan perilaku psikotik.Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan atrofi otak
b. Beberapa zat kimia yang di hubungkan dengan skizofrenia yaitu dopamin neurotransmiter yang berlebihan,ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmiter lain terutama serotonin,masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin.
c. Kembar identik yang dibesarkan secara terpisah mempunyai angka kejadian skizofrenia yang lebih tinggi dari pada pasangan saudara sekandung yang tidak identik.studi terhadap orang kembar (twin) menyebutkan pada kembar indentik 59,20%, sedangkan kembar praternal 15,2%
d. Faktor genetik
e. Virus
f. Auto antibodi
g. Malnutrisi

2. Psikologis
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologis yang maladaptif belum di dukung oleh penelitian. Sayangnya,teori psikolois terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan. Akibatnya, kepercayaan keluarga terhadap tenaga kesehatan jiwa profesional menurun.

3. Sosiobudaya
stres yang menumpuk dapat menunjang awitan skizofrenia dan gangguan psikotik lain,tapi tidak di yakini sebagai penyebab utama.
2) Faktor presipitasi
1. Biologis
Stresor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologis maladaptif meliputi
a. Gangguan dalam komunikasi dan putaran umpan balik otak,yang mengatur proses informasi
b. Abnormalitas pada mekanismepintu masuk dalam otak (komunikasi saraf yang melibatkan elektrolit ), yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektifmenanggapi stimulus
2. Lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang di tentukan secara biologis berinteraksi dengan stresor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.

3. Pemicu gejala
Pemicu merupakan prekursor stimuli yang sering menimbulkan episode baru suatu penyakit.
Pemicu gejala respon neurobiologis maladaptif
Kesehatan
Gizi buruk
Kurang tidur
Irama sirkadian tidak seimbang
Keletihan
Infeksi
Obat sistem saraf pusat
Kurang olah raga
Hambatan dalam mengakses pelanyanan kesehatan
Lingkungan
Rasa bermusuhan /lingkungan yang penuh kritik
Masalah perumahan ( perumahan yang tidak memuaskan)
Tekanan dalam bertindak ( kehilangan kemandirian dalam kehidupan )
Perubahan dalam kejadian kehidupan dan pola aktifitas sehari-hari
Kesukaran interpersonal
Gangguan dalam hubungan interpersonal
Isolasi sosial dan dukungan sosial yang kurang
Tekanan pekerjaan ( keterampilan bekerja yang kurang)
Kemiskinan
Kurang transportasi
Stigmatisasi
Sikap/perilaku
“Sungguh malangnya saya” (konsep diri rendah)
“Tidak ada harapan lagi”(kurang rasa percaya diri)
“Saya gagal” (kehilangan motivasi untukmeggunakan keterampilan)
“Saya tidak memiliki kendali” (demoralisasi)
“Tidak ada seorangpun yang menyukai saya” (tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual)
Perasaan dikuasai oleh gejala
Keterampilan sosial kurang
Perilaku agresif
Perilaku kekerasan
Penatalaksanaan pengobatan yang kurang
Penatalaksanaan gejala yang kurang
(Iyus, 60;Gail W.Stuart,247-250)
2.3 Pengertian Perilaku Kekerasan
Respon terhadap stresor yang di hadapi oleh seseorang,yang ditunjukan dengan perilaku aktual maupun kekerasan,baik pada diri sendiri,orang lain maupun lingkungan,secara verbal maupun nonverbal bertujuan untuk melukai orang lain baik secara fisik maupun psikologis. (Iyus,245)
Psikodinamika terjadi kemarahan
Kemarahan di awali oleh adanya stresor yang berasal dari eksternal dan internal.stressor internal seperti penyakit,hormonal,dendam,kesal.Sedangkan stresor eksternal bisa berasal dari ledekan,cacian,makian,hilangnya benda berharga,tertipu,penggusuran,bencana.Hal tersebut akan mengakibatkan kehilangan atau gangguan pada sistem individu(Disruption &Loss ).Hal yang terpenting adalah bagaimana seorang individu memaknai setiap kejadian yang menyedihkan atau menjengkelkan tersebut(Personal meaning ).





Bila seseorang memberi makna positif,maka ia akan dapat melakukan kegiatan secara positif(Compesatory Act )dan tercapai perasaan lega(resolution).Bila ia gagal memberi makna menganggap segala sesuatunya sebagai ancaman dan tidak mampu melakukan kegiatan positif maka akan muncul perasaan tidak berdaya dan sengsara(Helplessness ).Perasaan itu akan memicu timbulnya kemarahan(anger).Kemarahan yang diekspresikan keluar(Expressed Outward )dengan kegiatan yang konstruktif(Constructive Action )dapat menyelesaikan masalah.Kemarahan yang diekspresikan keluar(Expressed Outward) dengan kegiatan yang destruktif(destructive action)dapat menimbulkan perasaan bersalah dan menyesal(Guilt).Kemarahan yamg dipendam akan menimbulkan gejala psikosomatis(painful symptom).



Rentang respon marah
respon adaptif respon maldaptif
pernyataan Frustasi Pasif Agresif Ngamuk
a. Assertion adalah kemarahan atau rasa tidak setuju yang dinyatakan atau diungkapkan tanpa menyakiti orang lainakan memberi kelegaan pada individu dan tidak akan menimbulkan masalah.
b. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang tidak realitas atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan.Selanjutnya individumerasa tidak mampu mengungkapkan perasaan atau terlihat pasif.
c. Pasif adalah individu tidak mampu mengungkapkan perasaannya,klien tampak pemalu,pendiam,sulit di ajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang mampu.
d. Agresip adalah perilaku yang menyertai marah dan dorongan untuk bertindak dalam bentuk destruktif dan masih terkontrol.Perilaku yang tampak dapat berupa muka masam,bicara kasar,menuntut,kasar disertai kekerasan.
e. Ngamuk adalah perasaan marah dan bermusuhan kuat disertai kehilangan kontrol
diri,individu dapat merusak diri sendiri orang lain dan lingkungan.(Iyus,113-114)





Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan
1. Fisik
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot/pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Wajah memerah dan tegang
f. Postur tubuh kaku
g. Pandangan tajam
h. Mengatupkan rahang dengan kuat
i. Mengepalkan tangan
j. Jalan mondar-mandir
2. Verbal
a. Bicara kasar
b. Suara tinggi,berteriak atau membentak
c. Mengancam verbal atau fisik
d. Mengumpat dengan kata-kata kotor
e. Suara keras
f. Ketus
3. Perilaku
a. Melempar atau memukul benda
b. Menyerang orang lain
c. Melukai diri sendiri/orang lain
d. Merusak lingkungan
e. Amuk/agresif
4. emosi
Tidak adekuat,tidak aman dan nyaman,rasa terggangu,dendam dan jengkel,tidak berdaya,bermusuhan,mengamuk,ingin berkelahi,menyalahkan dan menuntut.
5. Intelektual
Mendominasi,cerewet,kasar,berdebat,meremehkan,sarkasme
6. Spiritual
Merasa diri berkuasa,merasa diri benar,mengkritik pendapat orang lain,menyinggung perasaan orang lain,tidak peduli dan kasar.
7. Sosial
Menarik diri,pengasingan,penolakan,kekerasan,ejekan,sindiran
8. Perhatian
Bolos,mencuri,melarikan diri, penyimpangan seksual.(Iyus,250-251)

Komunikasi terapeutik pada pasien Perilaku Kekerasan
1. Bersikap tenang
2. Bicara lembut
3. Bicara tidak dengan cara menghakimi
4. Bicara netral dan dengan cara yang konkrit
5. Tunjukkan respek pada klien
6. Hindari intensitas kontak mata langsung
7. Demontrasikan cara mengontrol situasi tanpa kesan berlebihan
8. Fasilitasi pembicaraan klien
9. Dengarkan klien
10. Jangan terburu-buru menginterpretasikan
11. Jangan buat janji yang tidak dapat perawat tepati (Iyus,150)

2.4 Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah terganggunya persepsi seseorang dimana tidak terdapat stimulus. (iyus,217)
Halusinasi adalah Persepasi sensori yang salah atau pengalaman persepsi yang tidak terjadi dalam realita. (sheila,362)
Jadi halusinasi adalah terganggunya persepsi seseorang tanpa adanya stimulus atau rangsanagn.

Rentang respon Neurobiological

RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS

Respon Adaptif Respon maldaptif

Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Gangguan pikiran/waham
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten dgn Reaksi emosional berlebihan Kesulitan untuk mempro
Pengalaman atau kurang ses emosi
Perilaku sesuai perilaku aneh Ketidakaturan perilaku
Hubungan sosial Menarik diri Isolasi sosial

(Gail W.Stuart,241)


Jenis-jenis Halusinasi
1. Halusinasi dengar
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penciuman
4. Halusinasi perabaan
5. Halusinasi pengecapan
6. Halusinasi kinestetik.

Psikodinamika terjadinya Halusinasi
Stage I:Sleep Disorder
Fase awal seseorang sebelum muncul halusinasi • Klien merasa banyak masalah,ingin menghindari dari lingkungan,takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak masalah.
• Masalah makin terasa sulit karena stressor terakumulasi
• Masalah terasa menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan persepsi terhadap masalah sangat buruk
• Sulit tidur berlangsung terus menerus sehingga terbiasa menghayal,klien menganggap lamunan” tersebut sebagai pemecahan masalah

Stage II:Comforting Moderate level of anxiety
Halusinasi secara umum ia terima sebagai sesuatu yang alami • Pasien mengalami emosi yang berlanjut dan mencoba memusatkan pemikiran pada timbulnya kecemasan.
• Pasien beranggapan bahwa pengalaman pikiran dan sensorinya dapat ia kontrol bila kecemasannya di atur,dalam tahap ini ada kecenderungan klien merasa nyaman dengan halusinasinya

Stage III:Condemning Severe level of anxiety
Secara umum halusinasi sring mendatangi klien
• Pengalaman sensori klien menjadi sering datang
• Klien mulai merasa tidak mampu lagi mengontrolnya dan muai berupaya menjaga jarak antara dirinya dengan obyek yang dipersepsikan klien mulai menarik diri dari orang lain dengan intensitas waktu yang lama.

Stage IV:Controlling Severe level of anxiety
Fungsi sensori menjadi tidak relevan denagn kenyataan
• Klien mencoba melawan suara-suara atau sensory abnormal yang datang.
• Klien dapat merasakan kesepian bila halusinasinya berakhir,dari sini dimulai fase gangguan psikotik

Stage V:Conquering Panic level of anxiety
Klien mengalami gangguan dalam menilai lingkungannya
• Pengalaman sensorinya terganggu,klien mulai merasa terancam dengan datangnya suara-suara terutama bila klien tidak dapat menuruti ancaman/perintah yang ia dengar dari halusinasinya.
• Halusinasi dapat berlangsung selama minimal 4 jam/seharian bila klien tidak dapat komter sehingga terjadi gangguan psikotik berat
(Iyus,222)

Tanda dan Gejala Halusinasi
Jenis halusinasi
Data subjektif
Data objektif
Halusinasi dengar
• Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya
• Mendengar suara/bunyi
• Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap
• Mendengar seseorang yang sudah meninggal
• Mendengar suara yang mengancam diri klien/orang lain
• Mengarahkan telinga pada sumber suara
• Bicara/tertawa sendiri
• Marah-marah tanpa sebab
• Menutup telinga
• Mulut komat-kamit
• Ada gerakan tangan
Halusinasi penglihatan
• Melihat seseorang yang sudah meninggal, melihat makhluk tertentu,melihat bayangan,hantu atau sesuatu yang menakutkan
• Cahaya • Tatapan mata pada tempat tertentu
• Menunjuk ke arah tertentu
• Ketakutan pada objek yang di lihat

Halusinasi penciuman • Mencium sesuatu seperti bau mayat,darah,bayi,feses,parfum yang menyenagkan
• Klien sering mengtakan mencium bau sesuatu
• Tipe halusinasi ini sering menyertai klien demensia,kejang/penyalit serebrovaskular
• Ekspresi wajah seperti mencium sesuatu dengan gerakan cuping hidung,mengarhkan hidung pada tempat tertentu

Halusinasi perabaan
• Klien mengatakan ada sesuatu yang menggerayangi tubuh seperti tangan,binatang kecil,makhluk halus
• Merasakan sesuatu di permukaan kulit,merasakan sangat panas/dingi,merasakan tersengat listrik
Mengusap,menggaruk-garuk permukaan kulit.Terlihat menggerak-gerakan badan seperti merasakan sesuatu rabaan
Halusinasi pengecapan • Klien seperti sedang mersakan makanan tertentu,rasa tertentu/menguyah sesuatu
• Seperti mengecap sesuatu.Gerakan menguyah,meludah/munth

(Iyus,220-221)

Komunikasi terapeutik pada pasien Halusinasi
1. Perawat harus mempertahankan komunikasi non verbal dengan klien terutama ketika komunikasi verbal tidak berhasil
2. Perawat menunjukan perhatian dan kepedulian yang tulus terhadap klien
3. Memanggil nama klien, menyebutkan hari dan waktu, dan memberikan komentar tentang lingkungan
4. Mendengarkan klien dengan aktif
5. Mendengarkan klien untuk mengetahui tema pembicaraan atau pertanyaan klien yang berulang,mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi, serta mengkaji makna pernyataan klien (sheila, 367)



2.5 Program perencanaan pulang
Perencanaan pulang merupakan komponen yang terkait dengan rentang perawatan. Rentang perawatan sering pula disebut dengan perawatan yang berkelanjutan yang artinya perawatan selalu dibutuhkan sepanjang rentang kesehatan klien dimanapun klien berada
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program pengobatan klien yang dimulai segera setelah klien masuk RS. Hal ini merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, kluarga, klien dan orang yang penting bagi klien. (iyus,367)

Kondisi pasien yang dapat pulang
1. Mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri
2. Mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari serta penggunaan waktu luang dengan kegiatan yang positif
3. Komunikasi verbal dan nonverbal sesuai
4. Klien sanggup mengatasi stressor pencetus dengan cara penanganan konstruktif
5. Klien dan keluarga memahami tentang pengobatan yang harus dijalani:manfaat obat,efek samping,waktu pemberian obat
6. Klien dan keluarga mengetahui sistem pendukung yang ada di masyarakat seperti puskesmas,Balai Latihan Kerja,Perawat Komunitas. (Iyus,373)


2.6 TERAPI
Terapi Modalitas
1. Terapi kognisi
Secara umum terapi kognisi terapi meliputi beberapa teknik dengan tujuan:
a. Meningkatkan aktivitas yang di harapkan
b. Menurunkan perilaku yang tidak dikehendaki
c. Meningkatkan rekreasi
d. Meningkatkan dan memberi kesempatan dalam kemampuan sosial
Teknik dalam terapi kognisi
a. Teknik Restrukturisasi Kognisi
Di mulai dengan cara memperluas kesadaran diri dan mengamati perasaan dan pemikiran yang mungkin muncul.
b. Teknik penemuan fakta-fakta
c. Teknik penemuan alternatif
d. Dekatastropik
e. Reframing
f. Thought stopping
g. Membentuk pola
h. Token economy
i. Role play
j. Social skill training .(Iyus,229-305)


2. Terapi keluarga
Membuat suatu keadaan dimana anggota keluarga dapat melihat bahaya terhadap diri klien dan aktivitasnya, dapat memberikan rasa aman , rasa dimiliki pada diri klien. (iyus,315)

3. Terapi lingkungan
Terapi ini bertujuan untuk mengembangkan rasa harga diri, mengembangkan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, membantu belajar mempercayai orang lain.Tiga aspek yang mempenagruhi terwujidnya lingkungan fisik yang terapeutik:lingkungan fisik yang tetap,lingkungan fisik semi tetap,lingkingan fisik tidak tetap.Contoh terapi lingkungan fisik pasien di restrain.(Iyus,325)

4. Terapi psikoreligius
Bertujuan untuk memberikan rasa aman , keselamatan dan bebas dari rasa bersalah/dosa, selain itu juga dapat meningkatkan derajat dan martabat nya(iyus,336)

5. Terapi kelompok
Bertujuan untuk melatih pemahaman diri, penyaluran emosi,membentuk sosialisasi dan meningkatkan motivasi bagi kemajuan psikologisnya(kognitif,afektif). (iyus,356)
Terapi Somatik
Terapi somatik,terapi ini bertujuan untuk mengubah perilaku yang maladaptif menjadi perilaku yang adapif dengan melakukan tindakan dalam membentuk perlakuan fisik.Contohnya ECT,psikofarmakologi.
ECT menginduksi kejang grand mal secara buatan dengan mengalirkan arus listrik melalui efek troda yang dipasang pada satu atau kedua pelipis.indikasinya:
a. Pasien dengan depresif mayor yand tidak berespon terhadap antidepresan atau yang tidak dapat meminum obat.
b. Pasien dengan gangguan bipolar yang tidak berespon terhadap obat
c. Pasien bunuh diri akut yang cukup lama tidak menerima pengobatan untuk mencapai efek terapeutik
d. Ketika efek samping ECT yang di antisipasi kurang dari efek samping yang berhubungan denagn terapi obat,seperti pada pasien lansia,pasien dengan blok jantung dan selama kehamilan.(Gail W.Stuart,407)








Psikofarmakologi
Terapi medis untuk skizofrenia adalah psikofarmakologi. Dimasa lalu terapi elektrokonvulsif, trapy syok insulin, dan bedah psikosis digunakan, tetapi dengan ditemukannya klorpromazin,terapi ini tidak dilakukan Antipisikotik tipikal atau yang lebih dulu digunakan adalah antagonis dopamin. Antipisikotik terbaru atau antipisikotik atipikal adalah antagonis serotonin dan antagonis dopamin.Antipisikotik atipikal tidak hanya mengurangi gejala pisikotik, tetapi untuk banyak klien obat-obatan ini mengurangi tanda-tanda negatif seperti tidak memiliki kemauan dan motivasi,menarik diri dari masyarakat. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan skizifrenia tetapi di gunakan untuk mengatasi gejala penyakit tersebut( sheila, 354 )
1) CLORPROMAZINE(CPZ)
a. Indikasi,untuk sidrome psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan meniali realitas,kesadaran diri terganggu,daya nilai norma sosial dan tilik diri terganggu,berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental:waham,halusinasi,gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali,berdaya berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari,tidak mapu bekerja,hubungan sosial dan melakukan kegiatan rutin.
b. Mekanisme kerja,memblokade dopamin pada reseptor pasca sinap diotak khususnya sietem ekstra piramidal.
c. Efek samping:Sedasi,gangguan otonomik(hipotensi,antikolinergik/parasimpatik,mulut kering,kesulitan dalam miksi dan defikasi,hidung tersumbat,mata kabur,tekanan intra okuler meninggi,gangguan irama jantung),gangguan ekstra piramidal(distonia akut,akatsia,sindroma parkinsontremor,bradikinesia,rigiditas),gangguan endokrine,metabolik,hematologik.
d. Kontra indikasi:penyakit hati,penyakit darah,epilepsi,kelainan jantung,ketergantungan obat,penyalit SSP,gangguan kesadaran di sebabkan CNS Depresan.
2) HALOPERIDOL (HP)
a. Indikasi,berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
b. Mekanisme kerja,obat anti psikosis dalam memblokade dopamin pada reseptor paska sinaptik neuron di otak khususnya sistem limbik dan sistem ekstra piramidal.
c. Efek samping, gangguan otonomik(hipotensi,antikolinergik/parasimpatik,mulut kering,kesulitan dalam miksi dan defikasi,hidung tersumbat,mata kabur,tekanan intra okuler meninggi,gangguan irama jantung)
d. Kontra indikasi, penyakit hati,penyakit darah,epilepsi,kelainan jantung,ketergantungan obat,penyalit SSP,gangguan kesadaran di sebabkan CNS Depresan


3) Trihexcypenidil
a. Indiksai,segala jenis penyakit parkinson,termasuk paska ensepalitis dan idiopatik,sindrom parkinson akibat obat misalnya reserpina dan fenitiazine,
b. Mekanisme kerja,sinergis dengan kinidine,obat anti depresan trisiklik dan anti kolinergik
c. Efek samping,mulut kering,penglihtan kabur,pusing,mual,muntah,bingung,agitasi,konstipasi,takikardi,dilatasi,ginjal,retensi urine
d. Kontra indikasi,hipersensitif trhadap trihexyperidyl,glaukoma sudut sempit,psikosis berat,psikoneurosis,hipertropi prostat,dan obstruksi saluran cerna.(Rasmun:89-91,IONI:137&159)






BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Skizofrenia paranoid yaitu gejala dominan berupa waham atau delusi dan halusinasi pendengaran. Waham biasanya berjenis waham kejar (misalnya yakin bahwa orang –orang di sekitarnya mau menjahati dirinya) .Halusinasi berupa suara orang yang menyuruh-nyuruh, berkomentar, atau bercakap-cakap sendiri.Ditandai dengan waham kejar(rasa menjadi korban atau dimata-matai) atau waham kebesaran, halusinasi, dan kadang-kadang keagamaan yang berlebihan (fokus waham agama), atau prilaku agresif dan bermusuhan.Penyebabnya terdiri dari Faktor predisposisi dan faktor presipitasi.Faktor predisposisi yaitu Biologis Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif,Psikologis, Sosiobudaya .Faktor presipitasi terdiri dari Biologis,Lingkungan,Pemicu gejala.



DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2000.IONI.Jakarta:Sagung Seto.
Rasmun.2001.Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan Keluarga.Jakarta:Sagung Seto
Stuart W Gail.2006.Buku saku keperawatan Jiwa edisi 5.Jakarta:EGC
Yosep Iyus.2009.Keperawatan jiwa.Bandung:PT Refika Aditama